Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru

Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru - Hallo sobat Jogja Android Blog, Pada Artikel yang sobat baca kali ini dengan judul Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Mudah-mudahan isi postingan Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru yang kami tulis ini dapat sobat Jogja Android Blog pahami. Baiklah, selamat membaca sambil menikmati kopi.

- Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan bea masuk kepada sejumlah negara, di antaranya China, dalam waktu mendatang.

Kebijakan kontroversial tersebut diperkirakan bakal berdampak pada harga barang-barang produksi di China, seperti iPhone. Sejumlah pakar mengungkapkan bahwa biaya dari perangkat iPhone mungkin bertambah saat tariff impor mulai efektif.

Ramalan tersebut kemudian menyebabkan para pendukung setia produk Apple, yang dikenal sebagai Apple Fanboy, dengan cepat menuju ke gerai Apple Store guna membeli iPhone terbaru.

Menurut laporan Business Times Toko-toko ritel Apple di Amerika Serikat dipenuhi oleh konsumen sepanjang akhir pekan kemarin.

Perlu dicatat bahwa iPhone adalah produk primadona dari Apple dan mayoritasnya diproduksi di China. Negara ini telah menjadi sasaran utama tarif impor yang dikenakan oleh Trump, yang saat ini meningkat hingga 104 persen.

Dalam laporannya, beberapa karyawan Apple menyebutkan bahwa gerai mereka ramai oleh pembeli di hari Minggu. Sebagian besar pelanggan ini tampak cemas dan meminta tahu tentang kemungkinan peningkatan harga pada iPhone.

"Hampir semua konsumen bertanya tentang kemungkinan kenaikan harga dalam waktu cepat," kata seorang pekerja yang enggan disebutkan identitasnya lantaran menganggap dirinya tak memiliki wewenang untuk berkomentar kepada pers.

Walaupun belum mencapai tingkat antrian sepanjang itu seperti pada hari rilis iPhone teranyar, keramaian di dalam toko dikatakan hampir setara dengan masa-masa liburan.

Karyawan-karyawan tersebut juga menunjukkan bahwa mereka belum menerima petunjuk apa yang harus dikatakan ke konsumen tentang pengaruh tariff baru pada harga iPhone dari kantor pusat.

"Orang-orang bermunculan dengan cemas serta dipenuhi ratusan pertanyaan," demikian ungkap salah satu karyawan, seperti dikumpulkan KompasTekno dari BusinessTimes , Rabu (9/4/2025).

Di dalam laporannya, disebutkan pula bahwa situasi yang sama terjadi di toko pusat Apple di Fifth Avenue, New York, pada hari Senin sekitar jam tiga petang (7/4/2025).

Seorang pelanggan bernama Ambar De Elia asal Buenos Aires menyebut bahwa dia pada awalnya bermaksud membelikan iPhone 15 untuk sang adik. Akan tetapi, sesudah mengetahui kabar terkait ketidakstabilan yang terjadi di Wall Street, keputusan tersebut berubah dan dia pun akhirnya memilih untuk segera melanjutkan proses pemesananannya.

Menurut De Elia, "Saya rasa semua orang di tempat ini datang bukan karena keberanian, tetapi karena ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Tentunya jika ada peluang untuk membeli barang dengan harga lebih rendah, kita pasti akan mengambil kesempatan itu."

Penjualan Apple meningkat

Kenaikan antusiasme untuk berbelanja ini secara langsung mempengaruhi kenaikan penjualan di banyak gerai ritel Apple. Berdasarkan informasi dari pihak yang mengerti tentang situasi ini, pendapatan di beberapa lokasi penting ternyata lebih baik daripada masa serupa di tahun-tahun lampau.

Apple sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kenaikan penjualannya tersebut. Dikabarkan, perusahaan akan meluncurkan laporannya mengenai kondisi finansial untuk kuarter kedua dalam waktu fiskal pada tanggal 1 Mei nanti.

Di saat tersebut, CEO Tim Cook serta CFO Kevan Parekh diharapkan akan memberikan klarifikasi tambahan tentang pengaruh yang mungkin ditimbulkan oleh kebijakan tariff terhadap operasional perusahaan Apple.

Apabila kecenderungan pembelanjaan sekarang tetap berlangsung, Apple memiliki peluang untuk meraih hasil positif pada triwulan ketiga dalam tahun fiskal ini. Ini karena produk-produk yang tersedia saat ini didominasi oleh persediaan lama; akibat dari bea baru mungkin hanya akan dirasakan mulai periode selanjutnya.

Saham Apple anjlok

Pada saat peningkatan penjualan iPhone, ternyata saham Apple malah merosot di bursa saham. Minggu lalu, khususnya pada dua sesi perdagangan terakhir, nilai pasar perusahaan ini turun hampir 500 miliar dolar AS (setara dengan sekitar Rp 8.000 triliun jika kita anggap kurs adalah Rp 16.000 untuk setiap dolar AS).

Penurunan ini merupakan yang terburuk dalam tiga hari semenjak masa gelembungan dot-com di tahun 2001. Walaupun demikian, Apple diketahui sudah melakukan beberapa upaya preventif untuk meminimalisir pengaruh dari tarif baru yang diberlakukan oleh Donald Trump.

Satu tindakan yang dilakukan adalah menyimpan persediaan peralatan sebelum aturan tariff mulai berlaku. Tindakan ini diadopsi guna mempersiapkan kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh tariff impor terbaru.

Menurut laporan Bloomberg , Apple pun mulai memindahkan sebagian pembuatan iPhone-nya ke India. Ini dilakukan lantaran tarif di India lebih rendah daripada di China.

Di samping India, diketahui pula bahwa Apple telah mentransfer sebagian proses produksinya ke Vietnam selama beberapa tahun belakangan ini. Barang-barang seperti Apple Watch, Mac, AirPods, serta iPad saat ini sudah diproduksi di negara tersebut.

Sebagai komponen dari kebijakan keragaman produksi internasionalnya, Apple pun mendirikan pabrik untuk beberapa varian Mac di berbagai negara lain seperti Irlanda, Thailand, serta Malaysia.

Di sisi lain, para ahli dan pakar di bidang industri saat ini berusaha mengestimasi efek dari tarif impor pada biaya iPhone. Bahkan ada yang berspekulasi bahwa harga setiap unitnya mungkin akan melonjak hingga ke ratusan atau ribuan dolar Amerika Serikat.

Meski begitu, menurut Bloomberg Apple diperkirakan akan mengambil sejumlah tindakan untuk menghindari kenaikan harga. Usaha tersebut meliputi tekanan pada para penyuplai serta siap menerima laba dengan marjin yang lebih tipis.

Berikut adalah perkiraan harga untuk iPhone saat ini: flagship yang terbaru tetap berawal dari 999 dolar AS (kira-kira Rp 17 juta). Diketahui harga itu tidak berubah sejak tahun 2017.

Demikian Artikel dengan judul Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru

Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sobat Jogja Android Blog semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Sobat Jogja Android Blog sekarang membaca artikel Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru dengan alamat link https://jogjandroidz.blogspot.com/2025/04/akibat-kenaikan-harga-oleh-trump.html

0 Response to "Akibat Kenaikan Harga oleh Trump, Penggemar Apple Berebut Membeli iPhone Terbaru"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Artikel Terkait